8 Tanda Gusi Bermasalah yang Perlu Segera Diperiksakan ke Dokter Gigi

Tanda Gusi Bermasalah

Gusi yang sehat adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan gigi secara keseluruhan. Namun, banyak orang sering kali mengabaikan tanda-tanda awal masalah pada gusi hingga akhirnya kondisi tersebut semakin parah. Tanda gusi bermasalah sering kali tampak jelas jika kita lebih memperhatikannya. Jika di biarkan terlalu lama, masalah pada gusi bisa berujung pada penyakit gusi yang lebih serius, bahkan kerusakan gigi. Berikut adalah beberapa tips tanda gusi bermasalah yang perlu kamu perhatikan dan segera periksakan ke dokter gigi agar mendapatkan penanganan yang tepat.

1. Gusi Berdarah Saat Menyikat Gigi

Salah satu tanda paling umum bahwa gusi bermasalah adalah gusi yang berdarah saat menyikat gigi. Meskipun sedikit pendarahan mungkin terlihat normal bagi sebagian orang, namun jika gusi sering berdarah, itu bisa menjadi indikasi bahwa ada peradangan atau infeksi pada gusi, seperti gingivitis.

Tips: Jika kamu sering melihat darah saat menyikat gigi atau menggunakan benang gigi, sebaiknya segera periksakan ke dokter gigi untuk mengetahui penyebabnya. Pendarahan pada gusi bisa menjadi tanda infeksi ringan yang bisa berkembang menjadi masalah serius jika tidak segera di tangani.

2. Gusi Merah atau Membengkak

Gusi yang sehat biasanya berwarna merah muda dan memiliki bentuk yang rata. Jika gusi kamu tiba-tiba terlihat merah terang atau membengkak, itu bisa menjadi tanda peradangan. Tanda gusi bermasalah ini sering kali di sebabkan oleh gingivitis, yang di sebabkan oleh penumpukan plak dan bakteri.

Tips: Jangan biarkan gusi merah atau membengkak tanpa penanganan. Jika tanda ini muncul dan disertai rasa sakit atau ketidaknyamanan, segera kunjungi dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

3. Rasa Sakit atau Nyeri pada Gusi

Terkadang, gusi yang bermasalah tidak hanya menunjukkan gejala visual, tetapi juga menimbulkan rasa sakit. Jika gusi terasa nyeri, terutama saat makan atau menyikat gigi, ini bisa menjadi tanda bahwa ada infeksi atau peradangan pada gusi.

Tips: Nyeri pada gusi bisa menandakan adanya infeksi atau abses gusi. Jika rasa sakit berlangsung lebih dari beberapa hari atau semakin memburuk, segera periksakan ke dokter gigi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

4. Bau Mulut yang Tidak Hilang

Bau mulut yang tidak hilang, bahkan setelah menyikat gigi atau menggunakan obat kumur, adalah salah satu tanda gusi bermasalah yang tidak boleh diabaikan. Hal ini sering di sebabkan oleh penumpukan plak pada gusi yang dapat memicu bau tidak sedap. Jika masalah ini terus berlanjut, itu bisa menjadi tanda penyakit gusi yang lebih serius.

Tips: Jika kamu mengalami bau mulut yang persisten, meskipun sudah menjaga kebersihan mulut dengan baik, segera periksakan ke dokter gigi. Bau mulut yang terus-menerus bisa menjadi tanda adanya infeksi atau masalah pada gusi.

Baca Juga: Kenali 7 Gejala Gangguan Pencernaan yang Sering Diabaikan

5. Gusi Mengendur atau Menarik Diri

Jika kamu melihat bahwa gusi mulai mengendur atau menarik diri dari gigi, itu bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius. Gusi yang mengendur seringkali menunjukkan adanya resesi gusi, di mana gusi bergerak menjauh dari gigi, mengungkapkan lebih banyak akar gigi. Resesi gusi ini bisa menyebabkan gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.

Tips: Gusi yang menarik diri adalah tanda bahwa kamu perlu segera periksa ke dokter gigi. Resesi gusi bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk kebersihan mulut yang buruk atau penyakit gusi yang lebih serius.

6. Gigi Sensitif atau Terasa Longgar

Salah satu tanda gusi bermasalah lainnya adalah gigi yang menjadi sensitif atau terasa longgar. Ketika gusi terinfeksi atau meradang, mereka bisa kehilangan daya rekat pada gigi, menyebabkan gigi terasa longgar atau bergerak. Selain itu, sensitivitas pada gigi yang meningkat, terutama terhadap makanan panas atau dingin, bisa menjadi tanda masalah pada gusi.

Tips: Jika kamu merasakan gigi mulai bergerak atau terasa sangat sensitif, segera hubungi dokter gigi untuk memeriksakan kondisi gusi dan gigi kamu. Penanganan dini dapat mencegah kerusakan lebih lanjut.

7. Pembentukan Nanah di Sekitar Gusi

Pembentukan nanah di sekitar gusi adalah tanda yang jelas bahwa ada infeksi pada gusi. Nanah biasanya muncul jika ada abses gusi atau infeksi serius lainnya. Jika dibiarkan, infeksi ini bisa menyebar ke area lain di mulut, bahkan ke tulang rahang.

Tips: Nanah adalah tanda infeksi yang tidak bisa di anggap remeh. Jika kamu melihat atau merasakan adanya nanah pada gusi, segera kunjungi dokter gigi untuk mendapatkan perawatan antibiotik dan penanganan infeksi.

8. Perubahan Warna Gusi

Gusi yang sehat biasanya memiliki warna merah muda cerah, namun jika gusi mulai menunjukkan perubahan warna, seperti menjadi lebih gelap atau keunguan, itu bisa menunjukkan adanya masalah. Perubahan warna gusi sering kali di sebabkan oleh infeksi atau penyakit gusi yang mempengaruhi sirkulasi darah di area tersebut.

Tips: Perubahan warna gusi adalah salah satu tanda gusi bermasalah yang perlu di waspadai. Jika kamu melihat warna gusi berubah, segera periksakan kondisi gusi ke dokter gigi untuk mendapatkan diagnosa yang tepat.

7 Penyebab Gigi Berlubang yang Sering Terabaikan

Penyebab Gigi Berlubang

Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi yang paling umum, namun seringkali terabaikan hingga menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari mereka bisa menjadi penyebab utama gigi berlubang. Penyebab gigi berlubang ini bisa bervariasi, mulai dari pola makan hingga kebiasaan buruk yang tidak di perhatikan. Pada artikel ini, kita akan membahas tujuh penyebab utama gigi berlubang yang sering kali di abaikan.

1. Konsumsi Gula Berlebih

Salah satu penyebab gigi berlubang yang paling sering terabaikan adalah konsumsi gula yang berlebihan. Makanan dan minuman manis memang nikmat, tetapi gula merupakan makanan utama bagi bakteri di mulut. Bakteri tersebut mengubah gula menjadi asam yang dapat merusak enamel gigi. Tanpa di sadari, kebiasaan mengonsumsi camilan manis di antara waktu makan bisa memicu kerusakan gigi yang parah.

Apabila pola makan ini terus berlanjut, gigi akan kehilangan mineral penting dan mulai berlubang. Bahkan, minuman manis seperti soda atau jus buah yang di konsumsi dalam jumlah banyak juga bisa mempercepat proses kerusakan gigi. Mengurangi konsumsi gula secara signifikan bisa menjadi langkah pertama untuk mencegah gigi berlubang.

2. Tidak Menjaga Kebersihan Gigi dengan Benar

Kebersihan gigi yang buruk sering menjadi penyebab gigi berlubang yang paling mudah di hindari. Meskipun banyak orang yang menyikat gigi dua kali sehari, tidak semua orang melakukannya dengan cara yang benar. Menyikat gigi dengan sikat gigi yang terlalu keras, atau terlalu cepat, bisa membuat sisa-sisa makanan dan plak tidak sepenuhnya terangkat.

Selain itu, kebiasaan lupa menyikat gigi sebelum tidur bisa berisiko karena saat kita tidur, produksi air liur berkurang dan bakteri di mulut berkembang lebih cepat. Untuk itu, penting untuk menyikat gigi dengan teknik yang benar, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, dan tidak lupa membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi secara rutin.

3. Tidak Menggunakan Pasta Gigi dengan Kandungan Fluoride

Fluoride adalah salah satu bahan penting dalam pasta gigi yang membantu memperkuat enamel gigi dan mencegah gigi berlubang. Banyak orang yang memilih pasta gigi tanpa fluoride dengan alasan tertentu, padahal fluoride berfungsi melawan asam yang di produksi oleh bakteri di mulut. Dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, kita dapat menjaga kekuatan gigi lebih lama.

Jika Anda merasa gigi sudah mulai sensitif atau mengalami masalah dengan gigi berlubang, pastikan untuk menggunakan pasta gigi dengan kandungan fluoride yang cukup, serta rutin mengunjungi dokter gigi untuk memeriksa kondisi gigi Anda.

4. Dehidrasi atau Kurangnya Produksi Air Liur

Air liur memiliki peran penting dalam kesehatan gigi. Air liur membantu membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan dan mengurangi jumlah asam yang di produksi oleh bakteri di mulut. Kekurangan air liur atau dehidrasi bisa menjadi penyebab gigi berlubang yang sering terlupakan. Ketika mulut menjadi kering, bakteri dan asam akan lebih mudah merusak enamel gigi, sehingga meningkatkan risiko timbulnya gigi berlubang.

Dehidrasi dapat di sebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konsumsi alkohol, kafein, atau bahkan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kecukupan cairan tubuh setiap hari dengan minum air putih yang cukup.

Baca Juga: Rekomendasi Dokter Gigi Terbaik di Kota Kamu untuk Perawatan Profesional

5. Kebiasaan Mengunyah Es atau Benda Keras Lainnya

Kebiasaan mengunyah es batu atau benda keras lainnya seperti pensil, kuku, atau biji buah ternyata dapat merusak gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Tindakan ini memberikan tekanan berlebihan pada gigi, yang lama-kelamaan dapat menyebabkan retakan atau bahkan patahnya enamel gigi.

Selain itu, kebiasaan mengunyah benda keras ini dapat membuat gigi lebih rentan terhadap penetrasi bakteri. Jika kebiasaan ini tidak di hentikan, gigi Anda akan lebih mudah mengalami kerusakan dan berlubang. Jika Anda memiliki kebiasaan ini, cobalah untuk menggantinya dengan kebiasaan mengunyah permen karet bebas gula yang lebih ramah terhadap gigi.

6. Penyakit Tertentu yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi

Beberapa kondisi medis tertentu juga bisa berperan dalam meningkatkan risiko gigi berlubang. Misalnya, seseorang yang menderita diabetes cenderung memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi, yang memungkinkan lebih banyak bakteri tumbuh di mulut. Hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya pembusukan gigi.

Selain itu, gangguan pada kelenjar saliva atau mulut kering juga bisa memperburuk kesehatan gigi. Oleh karena itu, bagi penderita penyakit tertentu, penting untuk memantau kesehatan gigi secara lebih rutin dengan pemeriksaan gigi yang lebih sering.

7. Mengabaikan Pemeriksaan Gigi Rutin

Banyak orang yang menganggap bahwa gigi yang tidak terasa sakit berarti tidak ada masalah, padahal kerusakan pada gigi seringkali tidak langsung terasa. Penyebab gigi berlubang yang terakhir dan sering terabaikan adalah ketidakteraturan dalam melakukan pemeriksaan gigi. Padahal, pemeriksaan gigi secara rutin dapat mendeteksi masalah pada gigi sebelum gejala atau rasa sakit muncul.

8 Tips Mengatasi Gigi Berlubang Sebelum Perlu Ditambal

Tips Mengatasi Gigi Berlubang

Gigi berlubang bukan cuma soal rasa nyeri sementara, tapi bisa berdampak pada kesehatan mulut secara keseluruhan. Mengikuti tips mengatasi gigi berlubang sejak dini dapat membantu memperlambat kerusakan, mengurangi nyeri, dan menunda tindakan tambal.

Selain itu, perawatan sederhana di rumah bisa membuat gigi tetap sehat sambil mempersiapkan perawatan profesional. Banyak orang baru sadar gigi berlubang saat rasa sakit sudah parah, padahal langkah pencegahan lebih efektif bila diterapkan sedini mungkin.

1. Menyikat Gigi dengan Teknik yang Benar

Langkah paling dasar namun krusial dalam tips mengatasi gigi berlubang adalah menyikat gigi dengan benar. Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan pasta gigi berfluoride.

Sikat gigi minimal dua kali sehari dengan gerakan melingkar lembut agar plak dan sisa makanan tidak menumpuk di gigi berlubang. Teknik menyikat yang salah justru bisa memperburuk kerusakan, terutama di area gigi sensitif.

2. Menggunakan Obat Kumur Antiseptik

Obat kumur antiseptik membantu membunuh bakteri penyebab gigi berlubang dan menjaga kesehatan mulut. Dalam cara mengobati  gigi berlubang, berkumur dengan antiseptik beberapa kali sehari dapat mencegah infeksi lebih lanjut.

Pilih obat kumur yang mengandung fluoride atau bahan antibakteri alami. Selain mencegah pembentukan plak, kebiasaan ini juga mengurangi bau mulut yang sering muncul akibat gigi berlubang.

3. Mengurangi Konsumsi Makanan Manis

Salah satu penyebab utama gigi berlubang adalah konsumsi gula berlebih. Dalam tips mengatasi gigi berlubang, mengurangi makanan manis seperti permen, cokelat, dan minuman bersoda sangat dianjurkan.

Gula menjadi makanan favorit bakteri di mulut, yang kemudian menghasilkan asam dan mengikis enamel gigi. Mengatur pola makan sehat dapat memperlambat proses pembusukan dan meminimalkan risiko rasa sakit berlebih.

4. Mengonsumsi Makanan Kaya Kalsium dan Vitamin D

Gigi membutuhkan mineral dan vitamin untuk tetap kuat. Sebagai bagian dari tips mengatasi gigi berlubang, perbanyak konsumsi makanan kaya kalsium seperti susu, keju, dan yogurt.

Vitamin D juga penting untuk membantu penyerapan kalsium. Selain itu, sayuran hijau dan ikan berlemak memberikan nutrisi tambahan yang menjaga kesehatan gigi dan gusi. Pola makan ini efektif untuk memperkuat enamel gigi yang mulai lemah.

Baca Juga: 7 Cara Alami Mengatasi Bau Mulut yang Membandel

5. Menggunakan Obat Pereda Nyeri Alami

Nyeri pada gigi berlubang bisa sangat mengganggu. Dalam tips mengatasi gigi berlubang, penggunaan pereda nyeri alami bisa membantu sementara sebelum ke dokter.

Misalnya, berkumur dengan air garam hangat, menempelkan kompres es, atau menggunakan minyak cengkeh di area gigi sensitif. Metode ini membantu mengurangi peradangan dan rasa sakit sementara, sehingga aktivitas sehari-hari tetap nyaman.

6. Menghindari Kebiasaan Buruk pada Gigi

Kebiasaan seperti menggigit kuku, membuka botol dengan gigi, atau mengonsumsi makanan terlalu keras bisa memperparah gigi berlubang. Dalam tips mengatasi gigi berlubang, menghindari kebiasaan buruk ini penting untuk melindungi enamel.

Selain itu, hindari konsumsi kopi atau teh berlebihan karena bisa menimbulkan noda dan meningkatkan keasaman mulut. Perubahan kebiasaan kecil ini dapat membantu memperlambat kerusakan gigi.

7. Rutin Menggunakan Dental Floss

Bersih-bersih sela gigi dengan dental floss adalah langkah penting dalam tips mengatasi gigi berlubang. Plak sering menumpuk di area yang sulit dijangkau sikat gigi, seperti sela antar gigi.

Dengan flossing minimal sehari sekali, bakteri dan sisa makanan bisa diangkat, mencegah kerusakan lebih lanjut. Kombinasi sikat gigi, obat kumur, dan dental floss membuat gigi lebih bersih dan mengurangi risiko infeksi pada gigi berlubang.

8. Rutin Kontrol ke Dokter Gigi

Meskipun perawatan di rumah efektif, kunjungan rutin ke dokter gigi tetap bagian dari tips mengatasi gigi berlubang. Pemeriksaan profesional membantu mendeteksi kerusakan sejak awal dan menentukan apakah perlu tindakan tambal atau perawatan lanjutan.

Dokter juga bisa memberikan fluoride treatment atau sealant untuk melindungi gigi dari pembusukan lebih lanjut. Dengan kontrol rutin, risiko komplikasi seperti infeksi gigi atau abses bisa diminimalkan.

5 Tanda Kamu Perlu Scaling Gigi Segera

Scaling gigi adalah prosedur pembersihan gigi dari karang gigi dan plak yang nggak bisa hilang cuma dengan sikat gigi biasa. Banyak orang mengira scaling itu hanya untuk mempercantik senyum, padahal tujuannya jauh lebih penting: menjaga kesehatan mulut dan mencegah penyakit gusi. Masalahnya, nggak semua orang sadar kapan waktunya mereka harus membersihkan gigi

Kalau kamu ragu, berikut 5 tanda yang menunjukkan kamu perlu scaling gigi secepatnya.

1. Gusi Mudah Berdarah

Kalau setiap sikat gigi gusi kamu sering berdarah, itu bisa jadi tanda ada karang gigi yang menumpuk di sela-sela gigi dan gusi. Penumpukan karang ini bikin gusi meradang dan jadi lebih sensitif.
pembersihan gigi akan mengangkat karang tersebut, sehingga gusi bisa pulih dan tidak mudah berdarah lagi. Jangan anggap remeh masalah ini, karena gusi yang di biarkan meradang bisa menyebabkan penyakit periodontal.

2. Bau Mulut yang Tidak Hilang

Bau mulut atau halitosis sering kali berasal dari bakteri yang berkembang di plak dan karang gigi. Meskipun kamu sudah rajin sikat gigi dan pakai mouthwash, bau mulut nggak akan hilang kalau sumbernya ada di lapisan karang yang keras.
Dengan gigi di scaling, bakteri penyebab bau mulut akan di bersihkan, sehingga napas jadi lebih segar. Apalagi kalau kamu sering bertemu orang, bau mulut tentu jadi hal yang mengganggu kepercayaan diri.

3. Gigi Terlihat Kotor dan Menguning

Karang gigi biasanya berwarna kekuningan atau kecokelatan dan menempel erat di permukaan gigi. Semakin lama di biarkan, warnanya akan makin gelap dan bikin gigi terlihat kotor.
Pembersihan gigi bisa menghilangkan lapisan karang tersebut, membuat gigi terlihat lebih bersih dan cerah. Meskipun bukan prosedur pemutihan gigi, hasilnya sering membuat senyum jadi lebih menarik.

4. Sering Terasa Nyeri atau Ngilu di Gusi

Penumpukan karang gigi bisa menyebabkan gusi bengkak dan terasa nyeri saat mengunyah atau menyikat gigi. Kadang, rasa ngilu ini juga muncul karena gusi mulai turun akibat peradangan.
Scaling gigi membantu menghilangkan sumber iritasi, sehingga gusi bisa kembali sehat dan nyeri berkurang. Semakin cepat di lakukan, semakin besar peluang gusi untuk pulih tanpa masalah serius.

Baca Juga: 5 Manfaat Scaling Gigi yang Harus Kamu Tahu

5. Sudah Lebih dari 6 Bulan Tidak Scaling

Walaupun tidak ada keluhan, dokter gigi menyarankan Pemberisihan di lakukan secara rutin minimal setiap 6 bulan sekali. Ini penting untuk mencegah penumpukan karang dan plak yang bisa memicu masalah kesehatan mulut.
Kalau kamu sudah lewat dari 6 bulan tanpa scaling, ada kemungkinan karang gigi sudah mulai terbentuk dan perlu segera di bersihkan.

Kenapa Scaling Gigi Itu Penting?

Selain menghilangkan karang gigi, scaling juga bermanfaat untuk:

  • Menjaga kesehatan gusi dan mencegah radang

  • Mengurangi risiko gigi goyang akibat penyakit gusi

  • Mencegah bau mulut kronis

  • Menjaga kebersihan gigi secara menyeluruh

Scaling gigi biasanya dilakukan oleh dokter gigi dengan alat khusus yang bisa menggetarkan karang hingga terlepas dari permukaan gigi. Prosedurnya relatif cepat dan aman, apalagi kalau dilakukan secara rutin.

Tips Setelah Scaling Gigi

  • Hindari makanan dan minuman terlalu panas atau dingin selama 24 jam

  • Gunakan sikat gigi berbulu lembut untuk menghindari iritasi gusi

  • Hindari merokok dan konsumsi makanan manis berlebihan

  • Minum air putih yang cukup untuk menjaga kelembapan mulut

5 Manfaat Scaling Gigi yang Harus Kamu Tahu

Apa Itu Scaling Gigi?

Scaling gigi adalah prosedur perawatan gigi yang di lakukan oleh dokter gigi untuk membersihkan plak dan karang gigi yang menempel di permukaan gigi maupun di sela-sela gusi. Berbeda dengan sikat gigi biasa, scaling menggunakan alat khusus yang bisa mengangkat kotoran membandel yang sudah mengeras.

Banyak orang menganggap scaling hanya soal estetika atau biar gigi kelihatan putih. Padahal, manfaat scaling gigi jauh lebih besar dari sekadar penampilan. Proses ini berperan penting dalam menjaga kesehatan mulut secara menyeluruh.

1. Menghilangkan Plak dan Karang Gigi yang Membandel

Plak adalah lapisan tipis yang terbentuk dari sisa makanan dan bakteri. Kalau plak tidak di bersihkan, ia akan mengeras menjadi karang gigi yang sulit di hilangkan hanya dengan sikat gigi.

Nah, manfaat scaling gigi yang pertama adalah mengangkat karang gigi hingga tuntas, termasuk yang berada di bawah garis gusi. Dengan begitu, risiko gigi berlubang dan penyakit gusi bisa berkurang drastis.

2. Mencegah Penyakit Gusi Sejak Dini

Karang gigi yang dibiarkan menumpuk dapat menyebabkan peradangan gusi atau gingivitis. Gejalanya meliputi gusi merah, bengkak, dan mudah berdarah saat sikat gigi. Kalau di abaikan, bisa berkembang menjadi periodontitis, penyakit gusi serius yang dapat membuat gigi goyang atau lepas.

Dengan rutin scaling setiap 6 bulan sekali, kamu bisa mencegah penyakit gusi sejak dini. Gusi tetap sehat, kuat, dan bebas dari infeksi bakteri.

3. Mengatasi dan Mencegah Bau Mulut

Bau mulut atau halitosis sering kali di sebabkan oleh penumpukan bakteri pada karang gigi. Kotoran ini menjadi sumber bau yang tidak sedap, apalagi jika di biarkan terlalu lama.

Manfaat scaling gigi yang satu ini sangat terasa: napas jadi lebih segar dan rasa percaya diri meningkat saat berbicara dengan orang lain. Di tambah lagi, kamu tidak perlu khawatir bau mulut muncul saat sedang dekat dengan orang lain.

Baca Juga: Senyum Sehat di Pekanbaru 7 Klinik Gigi Andal dengan Layanan Lengkap

4. Menjaga Kesehatan Gigi untuk Jangka Panjang

Kalau karang gigi terus di biarkan, lapisan pelindung gigi bisa terkikis, memicu gigi berlubang, bahkan kerusakan gigi permanen. Scaling gigi membantu membersihkan kotoran yang berpotensi merusak email gigi, sehingga gigi bisa bertahan lebih lama dan tetap sehat.

Dengan menjaga kesehatan gigi sejak dini, kamu juga menghemat biaya perawatan besar di masa depan.

5. Membuat Senyum Lebih Menarik dan Percaya Diri Meningkat

Gigi yang bebas karang gigi akan terlihat lebih cerah dan bersih. Meskipun scaling bukan prosedur pemutihan gigi, hasilnya tetap bisa membuat senyum terlihat lebih segar dan menarik.

Selain itu, banyak orang merasa lebih percaya diri setelah scaling karena gigi tidak lagi terlihat kotor atau menguning akibat tumpukan karang gigi.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Scaling Gigi?

Idealnya, scaling di lakukan setiap 6 bulan sekali. Tapi jika kamu punya masalah gusi atau produksi plak yang cepat, dokter mungkin menyarankan lebih sering, misalnya 3–4 bulan sekali.

Tanda kamu butuh scaling segera:

  • Gusi sering berdarah saat sikat gigi

  • Ada lapisan kekuningan atau kecoklatan di gigi yang tidak hilang

  • Napas tetap bau meski sudah sikat gigi dan berkumur

Proses Scaling Gigi di Klinik

Prosedur scaling gigi biasanya meliputi:

  1. Pemeriksaan awal – Dokter memeriksa kondisi gigi dan gusi.

  2. Pembersihan dengan alat ultrasonik – Menggetarkan karang gigi agar terlepas.

  3. Pembersihan manual – Menggunakan alat tajam untuk menjangkau area sulit.

  4. Polishing gigi – Menghaluskan permukaan gigi supaya tidak mudah di tempeli plak lagi.

Biasanya, scaling tidak sakit, tapi bisa sedikit ngilu jika gigi sensitif.

Biaya Scaling Gigi di Indonesia

Harga scaling gigi bervariasi tergantung lokasi dan fasilitas klinik. Umumnya berkisar antara Rp150.000 – Rp500.000 per sesi. Beberapa klinik gigi modern menawarkan paket scaling plus polishing dengan harga yang lebih terjangkau.

Jika ingin lebih hemat, kamu bisa memanfaatkan layanan scaling gigi gratis yang kadang di adakan oleh kampus kedokteran gigi atau puskesmas tertentu.

Tips Setelah Scaling Gigi

  • Hindari makanan terlalu keras atau panas selama 1–2 hari.

  • Jangan lupa menyikat gigi 2 kali sehari dan membersihkan sela gigi dengan benang gigi.

  • Gunakan obat kumur antiseptik untuk membantu menjaga kebersihan mulut.

Dengan perawatan yang tepat, manfaat scaling gigi akan bertahan lebih lama, dan gigi tetap sehat hingga bertahun-tahun ke depan.

Senyum Cerah Dimulai dari Sini Tips & Trik Merawat Kesehatan Gigi

Merawat Kesehatan Gigi

Merawat Kesehatan Gigi – Tahukah kamu bahwa lebih dari 90% orang dewasa di Indonesia pernah mengalami masalah gigi dan mulut, dari yang ringan hingga serius? Statistik mengejutkan ini menunjukkan bahwa perawatan gigi masih belum menjadi prioritas banyak orang. Padahal, senyum yang sehat bisa jadi pintu pertama menuju rasa percaya diri dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Sebagai seseorang yang dulunya termasuk “tim males sikat gigi malam”, aku paham banget gimana rasanya menyepelekan kebersihan mulut. Tapi setelah ngalamin sendiri gigi berlubang sampai harus cabut gigi di usia 20-an, akhirnya aku belajar—merawat gigi itu bukan cuma soal penampilan, tapi soal kualitas hidup.

Yuk, kita bahas beberapa tips dan trik simpel tapi efektif dalam menjaga kesehatan gigi sehari-hari!

1. Sikat Gigi yang Benar Itu Kunci Utama

Kita sering dengar “sikat gigi dua kali sehari”, tapi jarang dijelasin gimana cara menyikat yang benar. Gunakan sikat berbulu lembut dan pasta gigi berfluoride, lalu sikat dengan gerakan memutar lembut selama minimal dua menit. Jangan cuma fokus di gigi depan ya—bagian belakang dan lidah juga harus dibersihkan!

Tips ekstra: Ganti sikat gigi setiap 3 bulan atau saat bulunya mulai mekar.

2. Jangan Lupa Bersihkan Sela Gigi

Sikat gigi biasa enggak bisa menjangkau sela-sela gigi, tempat favoritnya sisa makanan dan plak. Gunakan benang gigi (dental floss) atau interdental brush setiap hari. Aku pribadi suka pakai floss karena praktis dan bisa dibawa kemana-mana.

Kalau baru mulai, memang butuh waktu untuk terbiasa. Tapi percayalah, begitu kamu merasakan mulut lebih segar dan plak berkurang, kamu bakal ketagihan flossing!

3. Kurangi Makanan Manis dan Asam

Camilan manis, soda, dan kopi memang enak, tapi musuh besar bagi email gigi. Bakteri di mulut akan mengubah gula menjadi asam, yang perlahan-lahan mengikis lapisan pelindung gigi.

Trik simpel dari aku: kalau makan manis, minum air putih setelahnya dan tunggu minimal 30 menit sebelum sikat gigi. Ini supaya email gigi enggak jadi makin rapuh gara-gara langsung disikat.

Yuk Baca artikel seputar kesehatan gigi hanya di  allsmilesteethwhitening.com

4. Cek Rutin ke Dokter Gigi

Banyak yang baru ke dokter gigi kalau udah sakit. Padahal, kontrol rutin 6 bulan sekali bisa mencegah masalah sebelum jadi serius. Scaling (pembersihan karang gigi), misalnya, sangat penting untuk mencegah gusi berdarah atau gigi goyang di usia muda.

Nggak usah takut! Sekarang banyak klinik yang nyaman dan ramah, bahkan untuk yang fobia jarum sekalipun.

5. Gunakan Teknologi sebagai Teman

Di era digital, kamu bisa manfaatin aplikasi pengingat sikat gigi, smart toothbrush, atau bahkan konsultasi dokter via online. Teknologi ini ngebantu banget buat kamu yang super sibuk tapi tetap pengen merawat kesehatan mulut.

Sudah Saatnya #GigiJugaPenting

Merawat Kesehatan Gigi, Kalau kamu bisa ngeluarin uang ratusan ribu buat skincare, kenapa enggak investasi ke kesehatan gigi yang efeknya bisa kamu rasain seumur hidup? Yuk, mulai dari hal kecil: rajin sikat gigi, kurangi gula, dan jangan lupa flossing!

Ingat, gigi bukan cuma alat kunyah—dia juga bagian dari identitas kita. Jadi, kamu pilih mana: senyum percaya diri atau nyeri yang bikin tidur terganggu?